Selamat Datang Di Blog Untuk Para Petani Kelapa Sawit


Archive

Comments

3-comments

POPULAR-desc:Trending now:

Portfolio

4-tag:Portfolio-500px-mosaic

Photos

3-latest-1110px-slider
Sorry! The content you were looking for does not exist or changed its url.

Please check if the url is written correctly or try using our search form.

LATEST

3-latest-65px

SEARCH


Popular

Senin, 30 Juni 2025

 

 

PUPUK BORON ATAU BORAT

Apa Itu Pupuk Borat?

Pupuk borat adalah pupuk yang mengandung unsur hara mikro boron (B), yang sangat penting untuk mendukung pertumbuhan dan produktivitas tanaman, termasuk kelapa sawit. Boron berperan dalam berbagai proses fisiologis, seperti pembentukan dinding sel, transportasi gula, dan pembelahan sel.


 


Ciri-Ciri Kelapa Sawit Kekurangan Boron (B)

๐ŸŒฟ 1. Daun Menggulung dan Pecah-Pecah

Daun muda (daun tombak) menggulung secara tidak normal.
Ujung dan tepi daun terlihat robek, kering, atau bercak nekrotik (matinya jaringan).
Daun bisa tampak seperti “mengkerut” atau “keriting”.

๐ŸŒฑ 2. Pertumbuhan Daun Baru Terganggu

Daun muda sulit membuka dengan sempurna.
Muncul pelepah yang kaku dan pendek.
Tajuk tanaman tampak tidak seimbang atau tidak simetris.

๐ŸŒพ 3. Gangguan Pertumbuhan Akar dan Tunas

Pertumbuhan akar dan tunas terhambat.
Akar menjadi rapuh dan tidak menyebar luas.
Tunas muda tumbuh lambat atau bahkan mati.

๐Ÿฅฅ 4. Pembentukan Buah Abnormal

Buah cenderung kecil, tidak berisi, atau disebut “buah kosong” (parthenocarpy).
Beberapa buah terlihat cacat atau tidak berkembang sempurna.

5. Penurunan Produksi TBS (Tandan Buah Segar)

Produksi tandan berkurang secara signifikan.
Berat tandan menjadi ringan karena buah kecil dan sedikit.

⚠️ Perlu Diwaspadai

Gejala kekurangan boron mirip dengan keracunan pestisida atau kekurangan hara lain, jadi sebaiknya dilakukan analisis jaringan daun untuk memastikan diagnosis.

Solusi: Pemupukan Boron yang Tepat

Gunakan pupuk mengandung boron seperti Borax (Na₂B₄O₇·10H₂O) atau Asam Borat (H₃BO₃).
Dosis umum: 50–100 gram/pohon/tahun, dibagi dalam 2 kali aplikasi.
Aplikasi ideal saat tanah lembap dan tidak bercampur langsung dengan urea.

 

Manfaat Pupuk Borat bagi Kelapa Sawit

Mencegah Gejala Kekurangan Boron
Daun muda menggulung, berwarna pucat, dan mudah rusak.
Pertumbuhan pelepah terganggu.
Buah abnormal atau kering sebelum matang.
Meningkatkan Pertumbuhan Tunas dan Akar
Boron merangsang pertumbuhan tunas baru dan pembentukan akar yang sehat, penting bagi regenerasi pohon kelapa sawit.
Meningkatkan Pembentukan Bunga dan Buah
Boron membantu proses pembungaan dan pembuahan, sehingga produksi tandan buah segar (TBS) menjadi lebih banyak dan berkualitas.
Menurunkan Risiko "Abnormal Fruit Set"
Kekurangan boron bisa menyebabkan buah tidak berkembang sempurna (buah kosong atau "parthenocarpy").
Meningkatkan Efisiensi Pengangkutan Gula
Boron memfasilitasi transpor karbohidrat dari daun ke buah, mendukung pembesaran buah dan peningkatan berat tandan.

 


Dosis dan Cara Pemupukan Borat yang Tepat untuk Kelapa Sawit


Umur TanamanDosis Boron (B) per Pohon/TahunBentuk UmumFrekuensi Aplikasi
1–3 tahun25–50 gram/pohon/tahunBorax (Na₂B₄O₇·10H₂O)2 kali setahun
>3 tahun50–100 gram/pohon/tahunBorax atau Boric Acid2 kali setahun

Catatan:

Dosis tergantung pada hasil analisis tanah dan daun. Untuk hasil maksimal, lakukan analisis laboratorium terlebih dahulu.

Waktu dan Cara Aplikasi

Dilakukan pada musim hujan atau saat tanah lembap.
Taburkan pupuk borat secara merata dalam lingkaran 0,5–1 meter dari pangkal pohon.
Jangan mengaplikasikan bersamaan dengan urea, karena dapat menurunkan efektivitas pupuk.

Kesimpulan

Pupuk borat memiliki peran vital dalam menunjang pertumbuhan dan hasil panen kelapa sawit. Pemberian pupuk boron dalam dosis yang tepat dapat meningkatkan kualitas buah, mencegah defisiensi, dan menjaga pertumbuhan optimal. Penggunaan pupuk ini sebaiknya disesuaikan dengan umur tanaman dan kondisi lahan agar manfaatnya maksimal.

Kamis, 19 Juni 2025

  

Klik Gambar Untuk Melihat Vidio Kastrasi

Kastrasi pada tanaman kelapa sawit merupakan praktik pemangkasan tandan bunga atau buah pada tanaman muda yang belum menghasilkan secara ekonomis. Meskipun sering dianggap sebagai pekerjaan tambahan yang melelahkan, praktik ini terbukti memiliki manfaat signifikan terhadap pertumbuhan dan produksi jangka panjang tanaman sawit.

Apa Itu Kastrasi Sawit?

Kastrasi adalah proses membuang tandan buah atau bunga dari kelapa sawit muda, biasanya dilakukan pada usia 12–36 bulan setelah tanam, hingga tanaman siap berproduksi secara penuh (TBM ke TM). Tujuannya adalah untuk:

  • Menghindari pemborosan energi tanaman untuk memproduksi buah yang belum bernilai ekonomi.
  • Mengarahkan energi ke pertumbuhan vegetatif: akar, batang, pelepah, dan daun.
  • Menjaga kebersihan kebun dan mencegah gangguan hama dari buah muda busuk.


Klik Gambar Untuk Melihat Vidio Kastrasi


Data Perbandingan: Dikastrasi vs Tidak Dikastrasi

Berikut adalah hasil penelitian lapangan pada tanaman sawit umur 2–5 tahun:

Parameter

Dikastrasi

Tidak Dikastrasi

Pertumbuhan tinggi batang (cm/bln)

4,5 – 5,2

3,5 – 4,0

Jumlah daun aktif

35 – 38 helai

30 – 33 helai

Diameter batang (cm)

25 – 28

20 – 23

Jumlah akar aktif

Lebih banyak & sehat

Lebih sedikit

Berat tandan perdana umur 36 bulan

6 – 10 kg

3 – 6 kg

Produktivitas tahun pertama (kg/ha)

8.000 – 10.000

5.000 – 6.500




Klik Gambar untuk membeli Alat Kastrasi Ini


Kesimpulan: Kastrasi Itu Penting

Berdasarkan data di atas, kastrasi memiliki dampak langsung terhadap pertumbuhan vegetatif dan produktivitas awal kelapa sawit. Tanaman yang dikastrasi menunjukkan:

  • Pertumbuhan lebih cepat dan lebih tinggi.
  • Tandan perdana lebih besar dan lebih bernilai.
  • Akar lebih kuat sehingga mampu menyerap unsur hara secara optimal.

Sebaliknya, sawit yang tidak dikastrasi akan terganggu pertumbuhannya, karena energi dialihkan untuk pembentukan buah yang belum memberikan hasil maksimal, sehingga berdampak negatif dalam jangka panjang.


Rekomendasi Pelaksanaan Kastrasi

  • Waktu pelaksanaan: Usia 12 bulan hingga mulai panen (36 bulan).
  • Frekuensi: Setiap 1–2 bulan sekali atau tergantung pertumbuhan tandan.
  • Alat: Dodos atau egrek kecil, pastikan tajam untuk menghindari luka pada batang.

Penutup

Kastrasi bukan sekadar pekerjaan rutin, tapi merupakan investasi awal untuk keberhasilan jangka panjang kebun kelapa sawit. Jika dilakukan secara tepat dan konsisten, kastrasi mampu meningkatkan produktivitas hingga 30% dalam 5 tahun pertama.

 

 

Bibit Kelapa Sawit Unggul

Kelapa sawit merupakan komoditas yang banyak dibudidayakan di Indonesia, bahkan menjadi sumber devisa yang besar bagi negara untuk sektor non-migas. Tentu saja, ada berbagai hal yang perlu diperhatikan dalam hal tersebut, misalnya terkait bibit sawit .

 

Bibit kelapa sawit merupakan salah satu pilar utama jika sebuah bangunan yang bagian terpenting adalah pondasinya maka di dunia kelapa sawit bagian yang paling penting adalah bibit kelapa sawit tersebut.

 

untuk menentukan keberhasilan petani kelapa sawit di indonesia

Untuk bisa membudidayakan kelapa sawit dengan baik dan mencapai hasil yang optimal, maka perlu melakukan pemilihan bibit atau benih yang terbaik dan paling tepat. Selain itu, proses penanaman dan perawatan sawit juga perlu diperhatikan dengan baik.

Bagi setiap orang yang berkecimpung di dunia budidaya sawit, hal ini penting untuk menjadi perhatian

Berikut ini adalah panduan lengkap untuk memilih bibit kelapa sawit yang benar dan unggul, agar investasi perkebunan Anda berbuah hasil maksimal:



Baca Juga : 
Dosis Pemupukan Kelapa Sawit Berdasarkan Umur Tanaman Petani Wajib Tau

   1. Pastikan Bibit Bersertifikat & Legal

  • Pilih bibit dari produsen resmi yang memiliki sertifikat SP2B-KS atau tanda dari Ditjen Perkebunan/Dinas terkait
  • Sertifikat harus mencantumkan asal pohon induk dari persilangan Dura × Pisifera (DxP) yang dilepas Menteri Pertanian.
  • Hindari bibit gelap (tak jelas asal-usul) karena bisa berdampak negatif, termasuk merusak kualitas CPO


2. Nilai Fisik Bibit (Pra-semai & Usia Muda)

  • Bentuk kecambah: lonjong/bulat, tempurung hitam gelap bebas retakan, tidak berjamur, serat bersih .
  • Ukuran biji: kecil, dengan proporsi plumula ≈ ⅓ dan radikula ≈ ⅔, ciri bibit unggul DxP.
  • Mata tunas (plumula) berwarna putih bersih, bukan coklat kehitaman .
  • Akar (radikula): panjang sekitar 2–3 cm dengan tudung akar masih utuh dan berwarna kekuningan kehijauan .

3. Cek Bibit Siap Tanam di Polybag / Nursery

Umumnya bibit berumur 10–12 bulan telah siap tanam:

  • Tinggi: 100–130 cm; diameter batang sekitar 6–7 cm.
  • Daun: 15–18 pelepah, berwarna hijau segar, tidak kusut, tidak menggulung
  • Batang bawah (bonggol): pendek dan gemuk, bukan kurus dan tinggi .
  • Sehat tanpa hama/penyakit: pre-nursery (3 bulan) 3–4 daun; main-nursery (10–12 bulan) 17 pelepah dan bebas gangguan
  • Uniformitas: ukuran seragam, tidak ada bibit abnormal



Baca Juga : PentingkahKastrasi pada Kelapa Sawit Ini Perbandingan Nyata di Lapangan

4. Aspek Genetik & Varietas

  • Gunakan bibit varietas Tenera DxP yang memiliki potensi tinggi untuk hasil TBS dan rendemen minyak
  • Pastikan bibit berasal dari kebun semenanjung resmi dan mudah dilacak asal pohon induknya

5. Sumber & Reputasi Produsen

  • Pilih penyedia bibit terpercaya yang menyediakan dokumen lengkap, informasi genetik, dan kontrol kualitas yang ketat
  • Disarankan juga konsultasi dengan penyuluh atau ahli pertanian untuk verifikasi tambahan


Klik Pada Gambar Untuk Membeli Pupuk





Ringkasan Tahapan Seleksi

Tahap

Ciri-Ciri

Pra-semai

Biji kecil DxP, tempurung hitam, akar 2–3 cm, mata tunas putih

Pre-nursery (3 bulan)

3–4 daun, pertumbuhan normal, bebas penyakit

Main-nursery (10–12 bulan)

Tinggi ~110–130 cm, diameter ≥6 cm, 15–18 pelepah, bonggol gemuk


๐Ÿ’ก Kenapa Penting Mendetail?

Bibit unggul mempengaruhi hasil panen hingga 25 tahun:

  • Bibit palsu/gelap → produktivitas <50% dan kerugian jangka panjang
  • Bibit unggul bersertifikat → produktivitas tinggi, efisiensi biaya, dan stabilitas panen

๐Ÿ“ Kesimpulan

Memilih bibit kelapa sawit unggul memerlukan pengamatan pada aspek:

  • Legalitas & sertifikat
  • Kondisi fisik kecambah & bibit siap tanam
  • Asal varietas DxP & genetik unggul
  • Reputasi pelaku produksi & dukungan teknis

Dengan memilih bibit yang tepat dan menjaga perawatannya dengan baik, Anda meningkatkan peluang sukses dalam budidaya kelapa sawit—dengan panen tinggi dan kualitas minyak optimal.

 



Rabu, 18 Juni 2025

 


Kelapa sawit merupakan komoditas perkebunan unggulan yang hasilnya sangat dipengaruhi oleh pemberian pupuk yang tepat. Pemupukan yang efektif dan efisien mampu meningkatkan pertumbuhan, produksi tandan buah segar (TBS), serta memperpanjang masa produktif tanaman.

๐Ÿ“Œ Mengapa Pemupukan Itu Penting?

Tanaman kelapa sawit membutuhkan unsur hara makro dan mikro dalam jumlah yang cukup dan seimbang. Tanpa pemupukan yang tepat, tanaman akan kekurangan nutrisi yang menyebabkan pertumbuhan terhambat dan hasil panen menurun.

๐Ÿ“Œ Urutan Pemupukan Kelapa Sawit

Urutan jadwal pemupukan kelapa sawit dapat dibagi menjadi tiga tahap utama berdasarkan usia tanaman dan fase pertumbuhannya, yaitu pembibitan (1 – 12 bulan), tanaman belum menghasilkan (1 – 3 tahun), dan tanaman menghasilkan (4 – >20 tahun).

Setiap tahap memerlukan dosis, komposisi, dan cara pemupukan yang berbeda sesuai dengan kebutuhan tanaman pada fase tertentu. Berikut adalah penjelasan rinci mengenai ketiga tahap pemupukan tersebut: 


 Baca JugaPentingkahKastrasi pada Kelapa Sawit Ini Perbandingan Nyata di     Lapangan


๐Ÿ“Œ Tahap 1: Pembibitan (1 – 12 Bulan)

Pada tahap ini, tanaman kelapa sawit masih berada dalam fase pertumbuhan awal, di mana akar dan batang sedang berkembang untuk membentuk tanaman yang kokoh dan sehat.

Oleh karena itu, pemupukan pada tahap pembibitan haruslah mengutamakan kandungan unsur hara yang mendukung pertumbuhan awal bibit serta pembentukan akar dan batang yang kuat.


Jenis pupuk yang direkomendasikan pada tahap ini adalah pupuk NPK 15-15-6-4. Pupuk ini mengandung kandungan N (Nitrogen) dan P (Fosfor) yang tinggi untuk mendukung pertumbuhan awal bibit dan pembentukan akar serta batang yang kuat.


Pemupukan pada tahap pembibitan dilakukan setiap 3 bulan sekali dengan cara dibenamkan 3-5 cm ke dalam tanah di sekitar bibit kelapa sawit. Adapun dosis pemupukan yang direkomendasikan adalah sebagai berikut:

·         Untuk bibit usia 1-3 bulan, dosis pemupukan sekitar 30 gram per pohon.

·         Untuk bibit usia 4-12 bulan, dosis pemupukan sekitar 75 gram per pohon.


 

๐Ÿ“Œ Tahap 2: Tanaman Belum Menghasilkan (1 – 3 Tahun)

Urutan pemupukan kelapa sawit tahap kedua adalah ketika tanaman sudah tumbuh besar namun belum menghasilkan buah. Pada tahap ini, fokus pemupukan adalah untuk meningkatkan pertumbuhan vegetatif tanaman.

Yaitu untuk meningkatkan pertumbuhan daun dan cabang, sehingga kelapa sawit dapat tumbuh lebih subur dan siap untuk memasuki tahap berikutnya dan bisa menghasilkan buah.

Jenis pupuk yang direkomendasikan adalah pupuk NPK 12-12-17-2+TE. Pupuk ini mengandung kandungan nitrogen, fosfor, dan kalium yang berimbang untuk mendukung pertumbuhan vegetatif kelapa sawit.

Selain itu, pupuk ini juga mengandung unsur mikro (TE) yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan hara dalam tanaman. Adapun dosis, frekuensi, dan metode pemupukan yang direkomendasikan adalah sebagai berikut:


·         Dosis yang direkomendasikan adalah sekitar 2-2,5 kg per pohon.

·         Frekuensi pemupukan dilakukan 2-3 kali dalam setahun.

·         Metode pemupukan dilakukan dengan cara dibenamkan dalam tanah pada kedalaman 10-15 cm atau disebarkan di sekeliling tanaman dengan radius 2/3 dari tajuk kelapa sawit.

 

๐Ÿ“Œ Tahap 3: Tanaman Menghasilkan (4 – >20 tahun)

Pada tahap terakhir ini, tanaman telah tumbuh sempurna dan siap menghasilkan buah. Karena itu, fokus pemupukan adalah untuk memicu dan meningkatkan produksi buah kelapa sawit.

Kandungan hara yang diperlukan pada tahap ini berbeda dengan tahap sebelumnya, karena kelapa sawit membutuhkan lebih banyak kalium (K) untuk meningkatkan produksi buah.

Jadi, penggunaan pupuk yang direkomendasikan pada tahap ini adalah jenis NPK 13-6-27-4+0,65B atau NPK 13-8-27-4+0,5B, tergantung pada karakteristik tanah tempat tumbuhnya kelapa sawit.

Pupuk ini mengandung unsur kalium (K) yang lebih dominan, serta unsur nitrogen, fosfor, dan magnesium yang tetap diperlukan untuk mendukung pertumbuhan dan produksi buah. Adapun cara pemupukan yang direkomendasikan yaitu:

·         Untuk tanaman berusia 4-8 tahun, dosis pemupukan sekitar 2-2,5 kg per pohon.

·         Untuk tanaman berusia 9-13 tahun, dosis pemupukan sekitar 3-4 kg per pohon.

·         Untuk tanaman berusia 14-20 tahun, dosis pemupukan sekitar 2-3,5 kg per pohon.

·         Untuk tanaman di atas 20 tahun, dosis pemupukan sekitar 2-3 kg per pohon.

 


๐Ÿ“Œ Urutan pemupukan kelapa sawit 

pada tahap ini dilakukan 2 kali dalam setahun, yaitu pada awal musim hujan (September – Oktober) dan pada akhir musim hujan (Maret – April).

Pemberian pupuk pada awal musim hujan bertujuan untuk memberikan nutrisi yang cukup saat tanaman memasuki masa pertumbuhan aktif dan pembentukan tandan buah.

Sedangkan pemupukan pada akhir musim hujan bertujuan untuk memberikan nutrisi yang cukup selama masa pembentukan buah dan perkembangan tandan hingga siap untuk dipanen.


 Baca Juga : DosisPemupukan Kelapa Sawit Berdasarkan Umur Tanaman Petani Wajib Tau

 


๐Ÿงช Jenis Pupuk Terbaik untuk Kelapa Sawit

Jenis Pupuk

Unsur Hara

Fungsi

Urea

Nitrogen (N)

Merangsang pertumbuhan daun dan batang

TSP/SP-36

Fosfor (P)

Membantu pertumbuhan akar dan pembungaan

KCl

Kalium (K)

Memperkuat batang dan memperbesar buah

MgSO (Kieserite)

Magnesium (Mg) & Sulfur (S)

Penting untuk fotosintesis dan pembentukan minyak

Borate (Borax)

Boron (B)

Mencegah busuk ujung dan meningkatkan kualitas bunga

Kompos/Organik

Humus & mikroba

Memperbaiki struktur tanah dan menambah mikroorganisme


Klik Pada Gambar Untuk Membeli Pupuk Ini

๐Ÿ“† Waktu Pemupukan

Pemupukan ideal dilakukan 2 kali dalam setahun, yaitu:

  • Awal musim hujan (Oktober–November)
  • Akhir musim hujan (Maret–April)

๐ŸŒฟ Tips Pemupukan Efektif

  1. Lakukan analisis tanah dan daun secara rutin.
  2. Gunakan pupuk sesuai umur tanaman.
  3. Sebar pupuk merata di sekeliling piringan atau barisan tanaman.
  4. Hindari pemupukan saat hujan lebat.



๐Ÿ“ˆ Kesimpulan

Pemilihan pupuk terbaik untuk kelapa sawit harus memperhatikan jenis tanah, umur tanaman, dan kebutuhan hara. Kombinasi pupuk kimia dan organik akan memberi hasil optimal jika diaplikasikan dengan tepat waktu dan dosis.

๐ŸŒฑ Pupuk yang tepat = Tandan besar dan hasil maksimal!